Pengaruh Situasi (Berbagai Situasi Tak Terduga)
& Pengaruhnya Terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian Situasi
Menurut
Engel, dkk (1994) pengaruh situasi adalah pengaruh yang timbul dari faktor yang
khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik
konsumen dan karakteristik obyek. Menurut Asseal (1998) Faktor situasional
adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu, kemunculanya
terpisah dari diri produk maupun konsumen
Jenis-jenis
situasi konsumen :
1. Situasi
Komunikasi
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau
nonpribadi Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
Komunikasi
Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
Komunikasi
non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster,
billboard,Brosur,lefleat,dsb
Informasi
diperoleh langsung dari toko melalui prom.
2. Situasi
Pembelian
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Tiga Tipe Situasi Pembelian
a. Straight
Rebuy : pembelian dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan
sebelumnya, tanpa modifikasi.
b. Modified
Rebuy : pembelian dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi
produk, harga persyaratan pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
c. New
Task : pembelia membeli produk jasa untuk pertama kali. Di sini dibutuhkan
lebih banyak informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih
panjang untuk membuat keputusan.
3. Situasi
Pemakaian
Situasi
Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi
atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk
karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering
memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan.
Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya,
dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan
konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan
sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada
pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian
untuk santai dan berolahraga.
Berikut ini
adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu
barang :
1. situasi
kebutuhan sehari-hari.
Merupakan
dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang
produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang
sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena
setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk
dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas
pribadi.
2. Situasi
keuangan.
Situasi
dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu.
Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat
membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli
barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki
kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah
bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan
kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar
kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang
cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi
hidupnya.
2. Situasi
interaksi
O rang dalam membeli sesuatu dikarenakan
kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli
suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja,
seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan
memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan
barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun
berguna atau tidak baginya.
3. Situasi
kondisi barang produksi
Dalam
memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar
pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi
maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen
tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya
diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah
jika membeli suatu barang,
Tipe-tipe Perilaku Konsumen
Pengambilan
keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael,
seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen
berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara
merek.
1. Perilaku
membeli yang rumit
Perilaku
membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan
berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang
ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal,
tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti
mobil, tv, pakaian ,jam tangan,
computer pribadi, dll.
Biasanya
konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha
untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan
informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek
perusahaan dan atribut penting lainnya.
2. Perilaku
membeli untuk mengurangi ketidakcocokan
Perilaku
membeli semacam ini meliputi keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari
hanya terdapat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini
terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek tidak
terlihat. Contoh : karpet, keramik, pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai
respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan.
3. Perilaku
membeli berdasarkan kebiasaan
Konsumen
membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan kesetiaan
terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek
produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah membeli,
mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena
mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk
seperti gula, garam, air mineral, dll.
4. Perilaku
membeli yang mencari keragaman
Perilaku ini
memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang
jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan.
Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai market
leader, pemasar dapat melakukan strategi seperti menjaga agar jangan sampai
kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen
akan produknya. Karena sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek
lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan barang dengan harga yang lebih
rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu
yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik. Perilaku demikian biasanya terjadi
pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek
baru.
Interaksi Individu dengan Situasi
Memahami serta
menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang , banyak dan
konsumen yang di pengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai dengan
keadaan mereka saat itu. Belum tentu saat orang lain menggunakan produk A saat
ia berjemur di pantai tapi bisa saja orang lain menggunakan produk A sebagai
lotion untuk ke kantor atau kemanapun ia pergi tidak harus saat berjemur saja.
Jadi penggunaan produk tertentu tidak hanya pada satu situasi saja tapi bisa
untuk situasi lain untuk orang lain.
Pengaruh Situasi yang Tidak Terduga
Bagaimana
seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang
dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian, yang
tadinya dia tidak mau embeli barang tapi karena suatu hal jadi membeli
barang tersebut. Contoh : saat jalan ke pusat perbelanjaan, ayah melihat ingin
membeli baju baru padahal awalnya mereka ke pusat perbelanjaan hanya untuk
belanja bulanan.
Contoh Kasus
Misalkan ketika
seseorang sedang menjalani perjalanan jauh menggunakan kapal untuk menuju pulau
tertentu, tentu dia akan membawa persedian makanan, tapi hanya untuk 2 hari
paling lama dan seterusnya dia harus membeli makanan yang ada dikapal, memang
secara harga pasti akan mahal dari biasanya, namun harus dipertimbangkan bahwa
dia juga bukan berada ditempat yang biasa, dari situlah seseorang/konsumen akan
mempertimbangkang situasi/ kondisi dimana dia berada.
Dan mau tidak
mau dia harus membeli makanan tersebut walaupun harganya mahal dibandingkan
ditempat lain. (situasi pembelian)
Pada saat musim
dingin biasanya orang-orang akan menggunakan pakaian musim dingin atau baju
hangat, berbeda halnya dengan seseorang yang pergi ke tempat yang beriklim
tropis dan hangat, pasti akan ada perbedaan dalam hal penggunaan
pakaian. Orang yang pergi ke tempat tropis seperti pantai, pasti akan
menggunakan pakaian yang tidak terlalu tebal. Disitulah dapat kita lihat
pengaruh tempat dan iklim akan mempengaruhi seseorang dalam hal pemakaian
barang. (situasi pemakaian)
Ketika seseorang
sedang membutuhkan informasi, maka orang tersebut pasti akan mencari informasi
yang dia butuhkan, entah itu melalui surat kabar komunikasi langsung dengan
orang lain atau mungkin melalui media elektronik, semua itu tergantung jenis
informasi yang dibutuhkan. Misalkan seorang ibu yang sedang berhemat,
pasti akan mencari informasi tentang harga-harga kebutuhan pokok, melalui surat
kabar/koran atau mungkin akan mendatangi tempat kebutuhan tersebut. Ketika ibu
tersebut sudah mendapat informasi secara jelas tentang harga-harga barang yang
naik dan mana harga barang yang turun tentu dia akan mengevaluasi hasil
tersebut dan membeli kebutuhan sesuai dengan kemampuannya. (Situasi komunikasi)
Referensi
http://sycintyacitradenanda.wordpress.com/2012/02/24/tugas-softskill-3-perilaku-konsumen-pengaruh-situasi/
https://juniorsuryadilaga.wordpress.com/2012/11/11/pengaruh-situasi-perilaku-konsumen/
https://juniorsuryadilaga.wordpress.com/2012/11/11/pengaruh-situasi-perilaku-konsumen/