Selasa, 20 Oktober 2015

BAB 4


                                           Evaluasi alternatif sebelum pembelian

Kriteria dalam evaluasi
1. Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan evaluator.
Sesuai dengan permasalahan terdahulu yaitu pada bagian pendahuluan pelaksana program pendidikan jasmani. Oleh sebab itu program ini perlu di evaluasi. Dari evaluasi tersebut pihak perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana akan mendapatkan masukan yang diperlukan guna penyempurnaan lebih lanjut.
Penelitian evaluasi tentang pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan membandingkan antara proses pelaksanaan program atau proses pelaksanaan yang program yang terjadi dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan atau yang sesuai kurikulum ideal, yaitu termuat dalam buku GBPP kurikulum pendidikan jasmani.
Kunci pelaksanaan program apakah program telah sesuai dengan criteria kurikulum ideal yaitu yang tercantum dalam Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004. Kriteria menurut Ebel (1972), yang digunakan untuk menentukan nilai prestasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan sebagai berikut :
A = 81-100% Sangat baik
B = 61-80% Baik
C = 41-60% Cukup
D = 21-40% Kurang
E = 0-20% Sangat kurang
Atau Klasifikasi :
A = 81-100% sangat memadai
B = 61-80% memadai
C = 41-60% cukup memadai
D = 21-40 %kurang memadai
E = 0-21% sangat kurang memadai.

Menentukan Alternatif Pilihan
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa  komponen: 
1.      Keputusan tentang jenis produk ,
2.      Keputusan tentang bentuk produk ,
3.      Keputusan tentang merk ,
4.      Keputusan tentang penjualnya ,
5.      Keputusan tentang jumlah produk ,
6.      Keputusan tentang waktu pembelian ,dan
7.      Keputusan tentang cara pembayaran ,
Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).  Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.

Menaksir Alternatif Pilihan
Dalam penentuan Menaksir Alternatif  Pilihan, ada kalanya harus melihat terlebih dahulu penetuan dalam  Menentukan Alternatif Pilihan suatu produk. Kriteria yang telah di tentukan dalam menentukan alternatif pilihan produk seperti : Pilihan Efektif dan atribut berbasis versus atribut proses pilihan.Kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif  inilah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif  pilihan keputusan konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

Menyeleksi aturan pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 5 tahap yaitu :
1.      Menganalisis keinginan dan kebutuhan
2.      Pencarian informasi
3.      Penilaian dan pemilihan alternative
4.      Keputusan untuk membeli
5.      Perilaku sesudah pembelian
Situasi pembelian berkaitan dengan:
         Pertama : Lingkungan di dalam toko seperti ketersediaan produk, perubahan harga, dan kemudahan belanja dengan pilihan berbelanja.

         Kedua : Situasi berkaitan dengan apakah produk yang di beli untuk hadiah atau untuk diri nya sendiri. Konsumen biasanya menggunakan criteria yang berbeda dan mungkin memilih merk yang berbeda dan mungkin memilih merk berbeda jika ia membeli untuk dirinya sendiri.

         Ketiga : Situasi pembelian berkaitan dengan keadaan mood konsumen ketika berbelanja. Keadaan senang atau keadaan susah mempengaruhi pemrosesan dan pencarian informasi tentang produk.
Menurut Howard dan Sheth ada 3 model dalam pengambilan keputusan :
         Pemecahan masalah yang luas yaitu pengambilan keputusan dimana pembeli belum mengembangkan criteria pemilihan.
         Pemecahan masalah terbatas yaitu situasi yang menunjukan bahwa pembeli telah memakai criteria pemilihan, tapi ia belum memutuskan merk apa yang terbaik.
         Pemecahan masalah berulang kali yaitu pemilih telah menggunakan criteria pemilhan dan telah pula menetap kan produknya.
Variabel Stimulus
Variable stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: Merek dan jenis barang, iklan,pramuniaga,penataan barang, dan ruangan toko.
Variabel Respons
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagaireaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus.Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaianterhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.

Daftar Referensi:


BAB 3


Proses pengambilan keputusan oleh konsumen

Model-model Pengambilan keputusan

1.      Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
2.      Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
3.      Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
4.      Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
5.      Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
6.      Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
7.      Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
1.      Model Preskriptif
2.      Model Deskriptif
3.      Model preskriptif
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.

Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Pada dasarnya tipe-tipe pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu:
1. Keputusan yang diprogramkan :
 Keputusan yang diprogramkan merupakan keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini tidak mengejutkan karena cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. 2. Keputusan yang tidak diprogramkan :
2. Keputusan yang tidak diprogramkan :
Keputusan yang tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya. Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah baru dan bersifat khusus. Dalam menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan, intuisi, dan kreativitas. Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan keputusan yang diprogramkan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

1. Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak / Jenis Masalah
- Ciri : Berskala besar , tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandung         konsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
- Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
- Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).

2. Masalah rumit (Complex Problems) Corak / Jenis Masalah
- Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
- Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur/ program tetap (SOP) .

3. Masalah yang tersrtuktur
- Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.

4. Masalah yang tidak Terstuktur

Pendefinisian Masalah yang baik
- Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi .
- Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
- Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
- Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja lamban.

Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.      Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.      Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.
3.      Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide diantara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.      Pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
2.      Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
3.      Sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.


Daftar Referensi
https://www.wattpad.com/4248480-pengertian-perilaku-konsumen-tipe-tipe-proses



Rabu, 07 Oktober 2015

BAB 2

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

Segmentasi Pasar dan kepuasan konsumen
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

·         Pasar lebih mudah dibedakan
Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat diterima tentunya haruslah sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan dilain pihak dengan keadaan pasar yang heterogen dan selera konsumen yang selalu berkembang tentunya sulit untuk dapat diikuti oleh perusahaan secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung mencari sekelompok konsumen yang sifatnya homogen sehingga lebih mudah untuk memahami selera konsumen. Dengan demikian pasar lebih mudah dibedakan dengan kelompok pasar yang lain.

·         Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
Dalam memenuhi kebutuhannya konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu kualitas barang yang bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta ketepatan waktu. Dari keempat hal tersebut yang sangat dominan adalah perihal pelayanan. Banyak konsumen lari ketempat lain karena masalah pelayanan. Harga dan kualitas kadang menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Menyadari hal tersebut maka segmentaasi pasar harus dilakukan agar dapat memberikan pelayanan yang mengarah kepada pasarnya. Bentuk pelayanan yng diberikan oleh perusahaan adalah menyediakan tempat parkir yang luas dan gratis. Pelayanan ini juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen.

·         Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
Mengingat luas dan beragamnya pasar konsumen, maka akan sulit untuk melayani semua konsumen yang sangat heterogen tersebut. Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan produk, harga, distribusi dan promosinya sehingga menjadi lebih tajam

·         Mendesain Produk
Mendesain produkproduk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar karena hanya dengan memahami segmensegmen yang responsif terhadap suatu stimuli maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen ini. Teknikteknik riset yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini seperti Analisis Faktor, Analisis Klaster, Conjoint, dan Discriminant.
·         Menganalisis Pasar
Segmentasi pasar membantu pihak manajemen mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Para pesaing itu memiliki kemampuan untuk memberikan alternatif pilihan produk bagi konsumen dan tidak sekedar menghasilkan produk yang sama.
·         Menemukan Ceruk Peluang (nieche)
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai segmen pasar dengan baik akan sampai pada ide untuk menenmukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar.
·         Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseranpergeseran yang terjadi di dalam segmennya.
·         Menentukan Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Komunikasi dengan konsumen akan lebih efektif jika perusahaan tahu persis siapa segmennya termasuk warna favoritnya, jenis musik kesukaan, kegiatan seharihari dan pendapatnya pribadi tentang lingkungan sekitarnya. Aplikasi media iklan pun akan berbedabeda menurut segmennya seperti media cetak ekslusif tentu cocok dengan segmen premium.

Dasardasar segmentasi pasar pada pasar konsumen, yaitu:
·         Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbedabeda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.
·         Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grupgrup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanyekampanye pemasaran.
·         Psikografi
Ciriciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari consumer individual. Strategi segmentasi konsumen kadangkadang didasarkan pada variabel psikologis yang spesifik. Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orangorang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilainilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).
Menurut Philip Kotler (1997:36) tentang Kepuasan Konsumen, yaitu perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
a)      Kepuasan Fungsional,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
Misalnya : kita meminum suatu produk untuk menghilangkan rasa dahaga.
b)      Kepuasan Psikologikal,
merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.
Misalnya : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah restoran yang mewah.
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
o   letak geografis
o   volume pembelian demografis
o   produk yang dibeli
o   sesuai kebutuhan konsumen
o   Pada umumnya tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.

Segmentasi dan Profitabilitas
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
o   Dapat diukur.
o   Dapat dicapai.
o   Cukup besar atau cukup menguntungkan.
o   Dapat dibedakan.
o   Dapat dilaksanakan.
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik, diantaranya:
·         Measurable, yaitu ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
·         Accessible, yaitu segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
·         Substantial, yaitu segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
·         Differentiable, yaitu segmensegmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemenelemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·         Actionable, yaitu program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmensegmen yang bersangkutan.
·         Langkah dalam mengembangkan segmentasi, yaitu:
·         Mensegmen pasar menggunakan variabelvariabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
·         Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabelvariabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
Analisis Demografi
Demografi adalah uraian tentang penduduk terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktorfaktor ini berubah.
Analisis yang dilakukan meliputi :
·         Pertumbuhan populasi dunia
·         Bauran umur populasi
·         Etnis dan pasar lain
·         Kelompok pendidikan

Rencana Perubahan
Analisis konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai tahapantahapan sebagai berikut:
·         Analisis Kebutuhan.
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lainlain.
·         Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
·         Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.

·         Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.

·         Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru. Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensikonsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensikonsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsipprinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihanpilihan tindakan sebagai berikut:
·         Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
·         Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
·         Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

Perubahan Struktur Pasar Konsumen
·         Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lainlain.
Sifatsifat pasar persaingan sempurna :
o   Jumlah penjual dan pembeli banyak
o   Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
o   Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
o   Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
o   Posisi tawar konsumen kuat
o   Sulit memperoleh keuntungan di atas ratarata
o   Sensitif terhadap perubahan harga
o   Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
·         Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbedabeda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifatsifat pasar monopolistik :
o   Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
o   Mirip dengan pasar persaingan sempurna
o   Brand yang menjadi ciri khas produk berbedabeda
o   Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
·         Relatif mudah keluar
  Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifatsifat pasar oligopoli :
o   Harga produk yang dijual relatif sama
o   Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
o   Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
o   Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
·         Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya.
Sifatsifat pasar monopoli :
o   Hanya terdapat satu penjual atau produsen
o   Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli



·         Pola rumah tangga
·         Pergeseran geografis dalam populasi
·         Perusahaan yang berhasil biasanya mengenali dan menanggapi kebutuhan dan tren yang belum terpenuhi dengan mendapatkan laba dari aktifitas pemasaran yang di lakukan oleh marketer. Perusahaan mendapatkan laba yang sangat besar jika mereka dapat memanfaatkan fenomena yang terjadi dalam faktor demografi dengan baik. Di lain sisi, perusahaan juga harus mampu meminimalisir resiko dan ancaman yang timbul dari faktor demografi.

Referensi
http://pengetahuantentangsegmentasipasar.blogspot.co.id/


BAB 1

PENDAHULUAN

Pengertian Perilaku konsumen
Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan tindakan tersebut 

Pemikiran yang Benar Tentang Konsumen
Pemikiran yang benar tentang konsumen ialah sifat yang benar tentang dari konsumen tersebut. Seperti sebagai berikut :
a.       Konsumen adalah Raja
Dapat dibilang demikian karena suatu keputusan dalam proses pembelian dari suatu barang atau jasa ada pada keputusan konsumen tersebut. Jadi dapat diartikan atau dalam makna kiasan Konsumen adalah Raja.
b.      Perilaku Konsumen dapat dibujuk atau dirayu oleh Produsen
Maksud dari kalimat diatas yaitu Produsen dapat membujuk atau merayu konsumen untuk melakukan transaksi pembelian barang dari produsen dengan maksud melakukan metode pemasaran kepada Konsumen untuk membujuk Konsumen membeli barang atau jasa.
c.       Motivasi dan Perilaku Konsumen dapat Dipahami Melalui Penelitian
Melakukan penelitian merupakan suatu media atau alat untuk memahami dari perilaku konsumen tersebut, sehingga penelitian ini dipakai sebagai acuan dalam membuat program pemasaran, perencanaan periklanan, perencanaan promosi sehingga hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang dapat diprediksi. Hal ini akan berdampak positif untuk melakukan program selanjutnya kepada konsumen

Penelitian Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis
Dalam suatu penelitian terhadap konsumen menganggap konsumen sebagai Suatu Bidang yang Dinamis. Mengapa dapat disimpulkan demikian yaitu konsumen terdiri dari berbagai macam latar belakang, sifat, kemampuan yang berbeda-beda jadi oleh sebab itu hal ini lah yang merupakan suatu bidang yang dinamis dalam Perilaku Konsumen.
Selain itu ada beberapa pendekatan dalam melakukan sebuah penelitian tentang perilaku konsumen, misalnya sebagai berikut ;
a.       Pendekatan Interpretif.
Arti dari pendekatan interpretif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara menggali secara mendalam hal apa saja yang didasari pada perilaku konsumen.
b.      Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini didasari oleh ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan Tradisional memahami tentang penjelasan dan pegambilan keputusan-keputusan yang ada pada perilaku konsumen.
c.       Pendekatan Sains Pemasaran
Pada pendekatan ini ilmu dan teori yang digunakan adalah Ilmu Ekonomi dan matematika. Pendekatan ini dikembangkan dengan menguji coba matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia.

REFERENSI