Andai Aku Jadi Menteri Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau
badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1).
Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan
sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas,
dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka
koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip
koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
Pertumbuhan
koperasi tidak senantiasa semulus apa yang diharapkan dan dibayangkan. Banyak
permasahan dan kendala yang dihadapi dalam setiap perkembangannya. Untuk itu
jika saya menjadi menteri koperasi, hal-hal yang akan saya lakukan untuk
memajukan perkoperasian di Indonesia adalah sebagai berikut :
Dalam
menghadapi kesulitan koperasi seperti akses permodalan, keterbatasan informasi
dan pasar, minim manajeriar, gagap teknologi, dll dapat diatasi dengan cara :
- Mengeluarkan kebijakan guna mendorong percepatan pemberdayaan koperasi secara terarah dan bertahap. Kebijakan tersebut meliputi aspek-aspek kelembagaan, permodalan, kemampuan teknologi, kualitas SDM, pemasaran, jaringan usaha, menciptakan iklim yang kondusif, dan bertahap dimulai skema hibah untuk peningkatan keterampilan usaha, dana bergulir, pinjaman lunak, modal ventura dan pinjaman lunak. Secara terarah program ini dapat menyentuh segala aspek yang bertujuan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
- Memberikan bantuan modal kerja bagi koperasi primer khususnya KUD. Dimana bantuan tersebut harus selektif, dimonitoring dan evaluasi.
- Memberikan bantuan manajemen kepada koperasi primer dan KUD baik sebagai manajer KUD atau pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan.
- Mensinergikan program-program pembangunan dengan pemberdayaan koperasi. Sebagai contoh, program pembangunan lumbung pangan oleh Kementerian Pertanian, juga bantuan pengadaan penggilingan padi (RMU), bantuan alat pengering (box dryer) padi dan jagung, bantuan hand tractor, pembangkit listrik micro hydro power, pengelolaan dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan).
- Memberikan peranan yang lebih besar pada dinas koperasi ataupun Kementerian Negara Koperasi dalam pengembangan koperasi.
- Modifikasi produk. Dengan memodifikasi produk-produk yang ada dikoperasi, saya yakin akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut.
Masalah-
Masalah yang Timbul dalam Koperasi Indonesia Saat Ini
Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang
dan surut. koperasi yang berkembang sejak jaman berdirinya koperasi
indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar yang
seperti pelaku ekononomi yang besar. Padahal Berbagai paket program
bantuan dari pemerintah telah diberi untuk Koperasi-koperasi di indonesia
seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu
persen) dari perusahaan besar ke koperasi, skim program KUK dari bank dan
Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan,
juga “paket program” dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir
untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada
institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan
Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini
untuk terus maju. Adapun Masalah-masalah Koperasi Saat ini di indonesia
ialah terdiri dari dua yaitu Permasalahan internal dan eksternal :
- Permasalahan Internal
- Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;
- Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
- Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
- Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;
- Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
- Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
- Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
- Permasalahan Eksternal
- Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
- Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.
- Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
- Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Masalah usaha koperasi dapat digambarkan
sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum memenuhi
harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara profesional,
sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada
administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembukuan dengan
baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum berkembang sehingga
pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang cukup lengkap dan
dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang
mempunyai kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang
kurang mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal
mereka harus memimpin dan menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana,
program, dan kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta
mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan usaha setiap kali ada
perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering
mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok
yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak
distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar.
dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan
komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara umum koperasi harus
menghadapi kelemahannya sebagai berikut :
·
Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan
koperasi, khususnya antara pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan.
Hal ini antara lain mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian
tugas serta tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus
yang mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
·
Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih
cenderung timbul sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan
dengan program-program yang timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi
yang mandiri masih belum dapat berkembang.
·
Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat
Koperasi dan Induk koperasi, tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan
kepada koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang
organisasi, administrasi, dan manjemen.
·
Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi
telah ada yang berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua
belah pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama
yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian koperasi.
·
Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber
dari anggota dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya
namun ternyata masih sangat terbatas.
·
Dalam usaha memperoleh kredit dari bank,
koperasi masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan.
Demikianlah, maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya
hasilnya masih terbatas juga.
·
Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan
pengawasan terhadap gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu
ditingkatkan.
·
Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembinaan koperasi pada tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih
kurangnya petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
·
Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses
informasi, permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
·
Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang
sudah ada tidak dirawat, hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan
teknologi yang sangat cepat.
Masalah yang dihadapi
koperasi akan semakin meluas jika tidak ditangani sesegera mungkin. Sebelum
melakukan tindakan pemecahan masalah langkah awal yang harus kita lakukan
adalah menganalisa penyebab terjadinya masalah. Setelah kita mengetahui akar
permasalahannya dimana barulah kita dapat melakukan langkah konkrit yang
diharapkan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penyelesaian
masalah ini dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat baik pemerintah dan
masayarakat itu sendiri.
Permasalahan Koperasi Secara Umum dan Cara Mengatasinya
1. Koperasi jarang peminatnya
Koperasi jarang
peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang dalam masyarakat bahwa
koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan dengan masyarakat golongan
menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat
tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat
tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya
koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya.
Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas
Koperasi sulit
berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber Daya
Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pengurus
koperasi. Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan
tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti
inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu
sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia
sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang
koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat
berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam
mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung
jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis
Pesaing merupakan hal
yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus mengetahui bagaimana
menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak
mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi
akan survive dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing
kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut
dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan
pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi
hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat
dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan
adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk
menjadi anggota.
4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu
memberikan perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan dalam masalah
permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga
dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan
pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat
menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal
koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari
koperasi seharusnya mereka mendukung program-program yang ada di koperasi dan
setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan bersama dan setiap
anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut.
6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa
mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila koperasi mengalami
kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah, misalnya saja
membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan
tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama
hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya
membuat kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen,
baik dari bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Karena hal ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak
melupakan partisipasi dari anggota.
Apabila
semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau
mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat
memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
Adapun
usaha yang harus dilakukan untuk memajukan koperasi Indonesia :
Untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu
diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Semua anggota diperlakukan secara adil,
- Didukung administrasi yang canggih,
- Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
- Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
- Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
- Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
- Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
- Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
- Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
- Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
- Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
Kondisi Koperasi Indonesia
Bagaimana kondisi koperasi Indonesia?
Apakah sudah berkembang? Pengembangan koperasi
di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang
telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan
pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program
menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi
tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD
harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun
sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian
terutama pangan, disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena
telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD.
Posisi koperasi
Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai
antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari
populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari
populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada
akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat
kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%.
Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan
distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian
dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen
untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
Jadi banyak kendala yang di dapatkan dalam menangani koperasi yang ada
di Indonesia yang makin lama makin banyak masalah dan kendala yang didapatkan.
Kemajuan koperasi di Indonesia perlunya dorongan dari berbagai pihak untuk
melangsungkan pembanguan koperasi agar dapat berkembang sesuai harapan.
Daftar Refensi
Kelas : 2EA03
NPM : 12213136
Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar