Chapter 2
Deg!
Jantung Leeteuk berdetak lebih cepat
dari biasanya. Ia kaget
akan perlakuan kangin terhadapnya.
Tetapi jujur, di lubuk hatinya yang terdalam ia merasa sangat senang. Kangin tidak ingin melepaskan jari
telunjuk Leeteuk yang
terasa manis di lidahnya. Sangat disayangkan, Leeteuk menarik jarinya dari mulut Kangin. "A-ayo kita bereskan lagi!" kata Leeteuk
gugup. Ia sudah kembali ke
aktifitasnya semula yaitu mengambil
pecahan piring, kangin pun melakukan hal yang sama. Satu jam kemudian, mereka sudah selesai membereskan dapur. Kini dapur itu
terlihat bersih. Barang-barang
sudah terletak pada tempat yang seharusnya dan lantaipun sudah mengkilap.Intinya, ruangan itu sudah layak
disebut dapur.
Kini mereka berdua keluar dari dapur
menuju ruang lain, dimana para
personil Super Junior lainnya sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Ada Siwon dan Kibum yang sedang
memainkan kamera milik Siwon,
ada Yesung dan Ryeowook yang
sedang bermain bersama Ddangkoma sang kura-kura kesayangan Yesung, ada Kyuhyun yang terlihat kebingungan memilih salah
satu diantara 2 baju
berwarna merah muda yang dipegang oleh Sungmin, ada Heechul yang sedang mengagumi keindahan tarian balet Hankyung yang
benar-benar menakjubkan, ada
Eunhyuk yang sedang menghitung
skor push up Donghae, ada pula Shindong yang sedang memakan pan cake.Tunggu dulu! Pan cake? Sepertinya
Kangin dan Leeteuk mengingat
sesuatu. Ya, itu kan pan cake yang sudah mereka buat setengah mati, sedangkan mereka yang membuatnya saja belum mencicipi sedikitpun. Kangin dan
Leeteuk berlari kearah Shindong. Lalu Kangin mengambil pan cake yang hampir masuk k e dalam mulut Shindong, sedangkan Leeteuk mengambil pan cake
yang ada di piring. "Hei kembalikan Kangin! Aku baru
makan sepuluh, aku masih lapar,"
protes Shindong saat Kangin mengambil pan cake yang seharusnya masuk ke dalam perutnya. "Sepuluh kau bilang baru? Tidak bisa! Ini bagianku dengan Leeteuk hyung! "Kangin! Sisa pan cakenya masih
ada enam. Bagaimana kalau kau
tiga, aku dua dan berikan satu
lagi untuk Shindong?" "Ya sudah, nih!" Kangin memberikan satu pan cake untuk Shindong dengan hati yang tidak
rela. "Yey!"
Shindong berteriak senang. Ia langsung menelan sepotong pan cake itu tanpa dikunyah terlebih dahulu. Kangin dan Leeteuk
yang melihatnya hanya
bisa sweatdrop. Akhirnya
Kangin dan Leeteuk memakan pan cake hasil buatan mereka sendiri, rasanya enak begitulah menurut mereka. Selesai makan, Kangin dan Leeteuk
pergi ke kamar masing-masing
karena hanya mereka berdua yang belum mandi. Ting
tong! Suara bel berbunyi,
mereka saling memandang satu
sama lain. Mengira-ngira siapa gerangan yang datang. "Shindong, kau saja yang buka! Aku sedang sibuk berlatih balet dengan Hankyung,"
perintah Heechul. "Baiklah,"
kata Shindong sambil bangkit dari meja makan denagn sangat malas. Shindong mengintip dari jendela untuk melihat siapa orang yang datang. Tiba-tiba
matanya yang
sipit itu terbelalak melihat siapa tamu yang datang. "Ya Tuhan! Ada hantu!" Ting Tong, tok tok tok!
Suara bel bercampur suara ketukan
pintu menjadi satu, sepertinya
tamu itu tidak sabar agar cepat dibukakan pintu. Denagn sangat terpaksa Shindong membukakan pintu untuk makhluk itu. Setelah pintu terbuka, makhluk itu
terlihat kaget melihat Shindong.
Ia langsung masuk tanpa diperintahkan
oleh Shindong dan tidak mengucapkan
sepatah katapun pada Shindong. Dasar tamu yang tidak sopan! Semua anggota Super Junior minus Kangin dan Leeteuk kaget melihat kedatangan
makhluk itu. "Hai semuanya!" sapa
makhluk itu kepada angota Super
Junior yang berada di situ sambil berteriak, mereka saling menutup telinga pasangannya masing-masing."Mau apa kau
kesini Jess?" tanya Heechul penuh selidik kepada Jessica. Ia memegang Hankyung erat-erat seolah Jessica hendak
merebut Hankyungnya. "Aku kesini untuk mengundang
kalian di acara valentine
nanti. Ada yang mau pergi denganku dan teman-temanku?" tanyanya penuh harap. Semua anggota Super Junior itu menggeleng
tanda mereka tidak setuju.
Kangin dan Leeteuk datang menghampiri
mereka.Jessica dengan gayanya yang centil manghampiri Kangin, ia memeluk lengan Kangin
erat-erat. Kangin menolaknya,
tapi gadis itu malah mengeratkan
pelukannya. Leeteuk yang
melihat adegan itu, merasa hatinya terbakar saat itu juga. Mukanya yang berwarna putih mulus berubah menjadi warna
merah. Tidak kuat dengan situasi
tersebut, ia pergi meninggalkan
semua orang yang berada di ruangan itu. Kangin mencoba mengejar Leeteuk , tapi sialnya Jessica semakin
mempererat pelukannya. BRAKKK! Terdengar bantingan pintu dari arah kamar Leeteuk. Entah kenapa Kangin merasa
tidak enak dan merasa Leeteuk
cemburu. Ia ingin menyusul Leeteuk, tapi Donghae mencegahnya. "Biar aku saja!" kata Donghae, Kangin hanya mengangguk saja karena ia sudah
mengetahui bahwa Donghae sudah
dianggap adik kandung oleh Leeteuk. Jadi tidak ada alasan baginya untuk cemburu. "Hyung, boleh aku masuk?"
tanya Donghae di depan
pintu kamar Leeteuk yang juga merupakan kamarnya. Cklek! Pintu pun terbuka,
Leeteuk kembali membenamkan
wajahnya di atas bantal sebelum Donghae melihatnya menagis. Tapi sayangnya,
Donghae terlanjur
mengetahui kalau Leeteuk menangis. "Mengapa kau menangis hyung?" tanya Donghae sambil duduk di samping Leeteuk yang
masih membenamkan
wajahnya. Tiba-tiba, Leeteuk
memeluk Donghae, Donghae pun
membalas pelukan Leeteuk. Sejujurnya, ini pertama kalinya ia melihat orang yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya
sendiri itu menangis dan marah.
Leeteuk yang ia kenal adalah seorang yang mempunyai sifat ceria, dewasa dan bijak. "Apa ini karena Kangin?" tanya Donghae tepat sasaran, Leeteuk membulatkan matanya
yang membengkak akibat
menangis, matanya seolah-olah ingin mengatakan "Bagaimana kau tahu?"
"Aku tahu saja, jujur saja padaku hyung! Aku tahu kau menyukai Kangin kan?"
"Tidak. Aku tidak menyukai Kangin," jawab Leeteuk berdusta. Ia memang tidak menyukai
Kangin melainkan ia sangat
mencintai Kangin. "Kalau
kau tidak mau jujur sekarang juga tidak apa-apa, tetapi jika kau sudah siap ceritakanlah padaku. Karena bagaimanapun juga, aku
sudah menganggapmu
sebagai kakak kandungku," kata Donghae sambil menepuk-nepuk bahu Leeteuk, lalu ia pergi meninggalkan Leeteuk
sendirian
.
Leeteuk termenung seorang diri di
kamarnya dan juga Donghae yang
serba putih. Kamarnya seperti ruang operasi, bersih dan putih. Semua barang- barangnya berwarna putih, sampai baju
dan celana pendek yang ia
gunakan pun berwarna putih. Ya, Leeteuk memang sangat menyukai warna putih. Bahkan ia merasa tidak percaya diri jika tidak mengenakan baju yang ada unsur
putihnya. Ia termenung,
bingung memikirkan Kangin. Haruskah ia mengungkapkan perasaannya? Tidak! Ia tidak mau. Bagaimana kalau Kangin menolaknya? Tidak! Ia tidak sanggup
kalau itu benar-benar
terjadi. Apalagi mereka
sering menghabiskan waktu dan tertawa bersama. Rasanya jika tertawa bersama keluarga atau teman itu seperti
hitungan tambah, sedangkan
jika tertawa bersama orang yang dicintai seperti hitungan kali, bertambah dan terus bertambah.Leeteuk terbaring di atas
kasurnya, ia melihat jam dinding
berwarna putih yang menempel pada dinding kamarnya. Masih menunjukkan jam 19:00. Tiba-tiba Donghae datang kemudian ia
duduk di tempat tidurnya, di
samping tempat tidur Leeteuk.
"Bagaimana kabarmu hyung?"
"Sedikit membaik."
"Kalau begitu, maukah kau pergi jalan-jalan bersama kami?"
"Sepertinya tidak."
"Ahh, hyung! Ayo lah!" rajuk Donghae.
"Baiklah, memangnya kita mau pergi kemana?"
"Ke suatu tempat, ayo cepat!"
"Tunggu, aku ganti baju dulu."
"Lho? Untuk apa? Begitu saja! Kita bukan pergi untuk menghadiri acara penting, kita pergi untuk bersenang-senang." Akhirnya mereka semua sudah tiba di
sebuah bukit, bukit itu
terletak di daerah terpencil. Jadi mereka merasa aman, karena tidak akan ada paparazzi disana. Di atas bukit itu terlihat indah,
karena mereka sudah menghiasnya
sedemikian rupa. Malam
ini merupakan malam valentine. Malam ini terasa sangat indah, bintang-bintang bertaburan menghiasi kelamnya sang langit malam. Di bawah langit yang indah itu,
berdirilah Leeteuk seorang
diri yang tengah melamun sambil mendongakkan kepalanya ke atas, ke arah langit. Lalu datanglah seorang pemuda yang
tubuhnya lumayan berisi.
Pemuda itu mengenakan kaos putih polos dan celana hitam panjang. Pemuda itu berjalan perlahan mendekati Leeteuk
dan berdiri di sampingnya. Merasa ada orang yang berdiri di
sampingnya,
Leeteuk menoleh dan benar saja Kangin
sudah berdiri di
sampingnya dan sedang menatap dirinya. Mata mereka bertemu, tetapi Leeteuk segera mengalihkan pandangannya. Kangin sangat kecewa dengan tingkah laku Leeteuk. "Hyung!" "..." tidak ada jawaban
dari Leeteuk, jujur ia masih sakit hati atas kejadian tadi pagi. "Hyung! Jangan diami aku terus! Aku tidak kuat, lebih baik aku mati daripada kau
mendiamiku seperti ini!"
kata Kangin, tangannya mencengkeram erat bahu Leeteuk. Kangin menaikkan dagu Leeteuk agar ia bias melihat mata
Leeteuk. "Aku tahu kau
mencintaiku, makanya kau cemburukan? Asal tahu saja, aku juga
mencintaimu." "Lalu,
bagaimana dengan pacarmu?" akhirnya Leeteuk menjawab juga. "Jess? Aku sudah memutuskannya demi dirimu hyung!" jawab Kangin. Mendengar
ucapan Kangin, Leeteuk tidak bisa
menyembunyikan kebahagiaannya. Ia
memeluk Kangin erat, Kangin pun membalas pelukannya. Kangin melonggarkan pelukannya, ia memegang dagu Leeteuk dan mendongakkannya agar mata mereka bisa saling bertatapan. Kangin memiringkan kepalanya. Leeteuk
memejamkan mata. Tangan kanan
Kangin menyentuh pipi kiri Leeteuk. Perlahan-lahan bibirnya mengecup bibir Leeteuk. Ciuman yang indah dan
lembut. Dengan panik Leeteuk
tertunduk, kepalanya mengenai dada Kangin. Tiba-tiba
muncul makhluk-makhluk pengganggu, membuat Kangin dan Leeteuk salah tingkah. "Ehem...Ehem!" goda semua
personil Super Junior minus
Kangin dan Leeteuk serempak. Dengan bantuan cahaya lampu, bulan dan bintang, wajah Kangin dan Leeteuk terlihat berwarna
merah muda. Mereka saling
melempar senyum.
"Akhirnya, kita semua sudah berpasang-pasangan kecuali Shindong," kata Siwon.
"Biarkan saja. Lagi pula, pasanganku ya makananku. Aku lebih sayang dengan
makananku daripada dengan
pacarku," kata Shindong. Kedua tangannya sedang memeluk erat makanan-makanan itu. Semua yang
berada di bukit itu hanya bisa
sweatdrop, kecuali Shindong tentunya.
.
.
.
Tamat
.
.
.
Selamat hari valentine bagi yang merayakannya!
Create by Deivy Triasti Apriliasanti
Create by Deivy Triasti Apriliasanti
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar