CHAPTER 2
Kishimoto
Warning: AU, OOC, SHOUNEN-AI, DON'T LIKE
DON'T READ.
Pairing: SasoDei
KisaIta
Genre: Romance/Drama
Rated: T
Happy reading
.
.
"Ya aku tahu! Kau Sasori 'kan?" kataku sambil melompat.
"Yosh! Kalian pasti Deidara dan Kisame." Aku dan Kisame mengangguk kompak.
Ya Tuhan! Apa benar dia Sasoriku? Sasori yang menjadi cinta pertamaku? Sasori yang
membuat hatiku bahagia
sekaligus hancur? Sasori yang pernah membuatku merasa bagai di surga? Sasori yang pernah memberikan cahaya yang
terang untuk hidupku???. Kurasa Sasori yang di depan mataku bukanlah Sasoriku, karena penampilannya sangat
berbeda. Sasori yang di
hadapanku nyaris sempurna dan kurasa ketampanannya akan segera menggeser posisi Itachi yang bergelar "COWOK TERGANTENG DAN TERKEREN".
Aku kehabisan kata-kata untuk
melukiskan dirinya. Tapi kalau dia bukan Sasoriku, tak mungkin
dia mengenali aku dan
Kisame 'kan? Rupanya, dalam
waktu 3 tahun ia banyak berubah.Ia seperti orang dewasa, badannya menjadi
tinggi sekali. Padahal, 3
tahun yang lalu ia tak jauh berbeda denganku, sekarang kira-kira tingginya 20senti lebih tinggi
dariku.Waktu kelas 7, wajahnya masih kekanak-kanakkan dan sangat culun. Sekarang Sasori sangat berubah,
kelihatan dewasa dan
gagah. Nyaris sempurna. Pantas saja tadi aku tak mengenalinya. Bisa bertemu lagi dengannya merupakan anugerah terindah dari tuhan.
"Sasori, kau sangat tampan sampai-sampai aku tak mengenalimu."
"Ya Sasori aku juga hampir tak mengenalimu!" kata Kisame.
"Semua ini berkat Itachi," kata Sasori sambil menyunggingkan senyum.
"Hah? Kau kenal Itachi?" tanya Kisame excited.
"Hey Kisame! Kau kenapa? Jangan-jangan kau suka sama Itachi?" kata-kataku
membuat semburat merah di
pipi Kisame.
" Rasanya tidak enak kalu kita mengobrol disini, bagaimana kalau kita ke kantin?"
kata Kisame mengalihkan
pembicaraan.
"Sebenarnya aku ingin sekali. Tapi, aku harus ke ruang kepala sekolah dulu." Kata
Sasori dengan nada yang kecewa.
"Baiklah, sampai ketemu nanti ya Sasori!"
"ok!" kata Sasori sambil berjalan menuju ruang kepala sekolah.
Aku dan Kisame berjalan menuju kelas
X-2, kelasku dan Kisame.
Sepanjang perjalanan kami hanya
diam, mungkin ia tahu apa yang kupikirkan sehingga ia tak mau menggangguku. Kisame adalah satu-satunya orang yang
tahu tentang perasaanku
terhadap Sasori, tentang perasaan
terkutuk ini, perasaan tak normal ini, perasaan terlarang ini, perasaa tulus ini. Kelas X-2 sudah terlihat, kupercepat
langkahku agar secepat
mungkin memasuki kelas, untuk menenangkan jiwaku atas kejadian hari ini. Aku tak mempedulikan Kisame yang jauh tertinggal di belakangku, aku terus melangkah
bahkan tak menoleh ketika
Kisame memanggil namaku. Maafkan
aku Kisame, ku harap kau mengerti keadaanku. Saat memasuki kelas, suasana terasa hening. Aku bergegas ke tempat dudukku, dibarisan
ke 3,urutan ke 3 sebelah kiri, jika dilihat dari pintu. Kulihat teman semejaku Uchiha Itachi,
sedang memainkan hpnya
yang berwarna hitam metalik, bertype C03T.
"Hai, kau sedang apa Itachi?" tanyaku pada Itachi.
"Sedang membuka situs , kau tahu situs ini?"
"Ya, aku tahu. Apa kau fudanshi?"
"Ya, aku fudanshi," kata Itachi bangga.
"Wah, kau sama dengan Kisame ya Itachi?" pertanyaaanku membuat pipi putih
mulus Itachi merona merah. Aku
heran, tadi Kisame yang memerah
mendengar nama Itachi, tetapi sekarang, Itachilah yang memerah mendengar nama Kisame.
Ada apa ini? Jangan-jangan….
" Kau author?" tanya Itachi.
"Bukan, aku Cuma reader, aku belum bisa buat fic.
Eh pename mu apa?"
"Uchiha Itachi," jawab Itachi.
"Oh, nanti aku read and review deh."
"Eh makasih sudah repot-repot," kata Itachi
" Tidak apa-apa, aku memang senang mereview
fic shounen-ai atau Yaoi." Tiba-tiba terdengar teriakan para gadis dikelasku, teriakan itu sangat menggangu dan
memecah keheningan kelas.
Aku tahu apa penyebab gadis-gadis itu berteriak, penyebabnya hanya satu yaitu:
Kisame.
"GYAAAAAAA, KISAME!"
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku tanda tak mengerti. Ekor mataku menatap Kisame
dan aku melihat adegan yang
sangat sayang dilewatkan. Sakura,
gadis berambut pink itu hendak memeluk Kisame, tersandung kaki seseorang sehingga ia jatuh tersungkur dengan posisi yang
sangat tidak enak kalau tidak
ditertawakan.
"HAHAHAHAHHAHAH," tawa anak-anak membahana diruang kelas.
TET TEEEET TEEEEEEET. Bel tanda masuk berbunyi, Sakura sudah duduk
dikursinya. Dari arah pintu terlihat seorang guru yang terkenal tidak pernah datang
tepat waktu, dia adalah
Hidan-sensei, seorang guru yang mempunyai rambut berwarna putih. 'hah? Hidan-sensei datang tepat waktu? Apakah ini
pertanda akan terjadi kiamat?' kataku dalm hati, aku terlalu takut untuk mengeluarkan
suara.
"Pagi, anak-anak!"
"Pagi, Hidan-sensei!" jawab kami serempak.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru."
"Murid baru? Cowok atau cewek Hidan-sensei" Tanya Sakura dengan gaya yang centil.
"Silahkan masuk, nak!" perintah Hidan-sensei tanpa menggubris pertanyaan Sakura.
Kelas yang tadinya hening seperti
dipemakaman, sekarang menjadi
sangat berisik. Para gadis dikelasku berteriak histeris melihat sang anak baru.
"Hai semuanya! Namaku Akasuna No Sasori, saya berasal dari Sunagakure." Kata
Sasori memperkenalkan
dirinya sambil tersenyum ramah.
"OK! Ada yang mau bertanya?" kata Hidan-sensei.
"Sasori, berapa nomor HPmu?"
"Kau sudah punya pacar belum?"
"STOOOOOOP! Kalau tidak ada yang perlu ditanyakan seaiknya tidak usah
bertanya. Sasori, sekarang
kau bisa duduk dibarisan ke 2 urutan ke 3 sebelah kanan, disebelah pemuda berkulit biru pucat itu," Hidan-sensei.
"Baik, Kakashi-sensei," kata Sasori smbil berjalan menuju tempat duduknya.
Saspri berjalan kearah tempat duduknya, dia tersenyum padaku. Ya ampuuuuun! Aku meleleh melihat
senyumnya yang manis itu. TEEET TEET TEEEET. Bel tanda pulang sekolah berbunyi,
aku berjalan menuju parkiran
dengan Kisame. Mataku melihat
Sasori berjalan dengan Itachi. Tiba-tiba dadaku sesak, apakah aku cemburu? Ah tidak mungkin aku cemburu, rasa
cintaku pada Sasori sudah hilang
'kan?.
"Kau kenapa Deidara?" Tanya Kisame membuyarkan lamunanku. Aku menggeleng
pertanda aku tidak apa-apa.
"KISAMEEEE! Boleh pulang bareng gak?" Tanya Sakura.
.
.
Bersambung. . .
Create by Deivy Triasti A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar