Rabu, 10 Desember 2014

My Brother is My Rival Part 2


Chapter 2

Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC, TYPOS, DON'T LIKE THEN
DON'T READ

Pairing: KisaItaSasu, NejiSas

Special Thanks To:
* Aoi no Tsuki
* Mayonakano Shadow Girl
* Faiz 'watertiger' Burrows
* Mendy.d'LovelyLuciver
* Miamau Kakashi
* Narchidori973
* Azuka Kanahara
* Xiara-chan
* YoruNita
* Golden Marionette
* CuteGirl
* Fuyuki No Wind
* Chylee
* Sota Kobayashi
* Shi Suka Kucing
* Cyborg Girl
.
.
.
Enjoy Reading!
.
.
.
PREVIOUS CHAPTER
Itachi kaget, kemudian menghentikan langkahnya. Kisame benar-benar sudah merobek kantung
kesabarannya. Ia mengepalkan tangannya kemudian berbalik arah dan...
Dan...
Dan

END OF PREVIOUS CHAPTER
.
.
.
GUBRAKKK!
Itachi terjatuh dari tempat tidurnya. Ia jatuh dengan sangat tidak elit. Kepalanya terlebih dahulu membentur lantai berwarna biru langit yang dingin itu. Rasa sakit yang mengguncang kepalanya, membuat ia terbangun dari tidurnya (lebih tepatnya mimpi buruknya) yang membuat Itachi mengeluarkan umpatan-umpatan tidak jelas. 'Ternyata hanya mimpi,' batinnya. Sambil menggerutu, ia beranjak dari lantai menuju kamar mandi meskipun matanya terasa masih sangat mengantuk.

Itachi menekan tombol on berwarna biru muda, tak berapa lama buliran air dingin pun keluar dari pori-pori showernya. Hanya satu kata untuk menggambarkan rasa air tersebut; dingin. Ya terasa sangat dingin sampai membuat tubuhnya menggigil dan membekukan tulang belulangnya. Selesai mandi, ia mengambil seragam yang sudah tersedia dengan rapi di dalam lemarinya. Ia memakai pakaian tersebut di depan cermin
bermotif pelindung kepala Konoha. Ia memperhatikan bayangan dirinya yang terpantul
di cermin berukuran dua meter yang menempel pada lemari pakaiannya.
Tiba-tiba ia merasa aneh, ia merasa seperti sudah melakukan hal ini sebelumnya. Aha! Ia ingat! Semalam ia memimpikan kejadian ini. Ia membelalakkan matanya, ia takut mimpinya semalam akan menjadi kenyataan tetapi ia menepis fantasi konyolnya tersebut. Setelah rapi, Itachi keluar kamarnya dan berjalan kemeja makan. Ia melihat jam tangan berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 07.00.
'Tidak telat, sekolahku hanya 10 menit memakai mobil.' batin OItachi sambil berjalan ke garasinya dan mengim mobil Fordnya.
.
.
.
SRIIIIIIIIIIIT!
Itachi menginjak rem mobil dengan sangat brutal saat memasuki areal parkir sekolah. Lagi-lagi ia teringat akan mimpinya semalam terlebih saat ia melihat ekspresi horor di wajah Danzo, Sang Penjaga Sekolah.
"Oh Kami-sama, mimpi itu tidak akan menjadi nyata 'kan?" tanya Itachi pada dirinya sendiri. Berbagai macam ekspressi tercermin di wajah rupawannya. Takut, gelisah, dan horor tentunya. Ia bisa menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Tentu saja ia kan bertemu Kisame Sang Ketua Osis yang sok keren itu! Bukan, bukan hanya bertemu tetapi Hiu Iblis itu akan menawarkan Itachi untuk menjadi ukenya. Membayangkannya saja hamper membuat Itachi muntah. Karena tak mau mimpinya menjadi kenyataan yang tentunya akan membuat ia mendapat banyak resiko, ia memutar arah tujuannya. Ia menuju kelas sahabatnya, Sasori di lantai 2. Itachi tersenyum- senyum sendiri akan otaknya yang jenius sehingga ia tidak akan mungkin bertemu Kisame karena Kisame mustahil lewat kelas Sasori. Kelas Kisam melewati kelas Itachi.
"Fufufu, tidak masalah jika aku masuk kelassedikit lebih lama hanya karena berputar yang penting aku tidak bertemu dengannya!" pikirnya. Karena sedang asyik berpikir, ia tidak sadar sudahmenabrak seseorang di tikungan.

Tenaga orang tersebut sangat besar, buktinya Itachi yang menabrak malah Itachi yang terjatuh terjerembab. Hari ini merupakan hari yang sial baginya, sudah dua kali ia terjatuh dengan tidak elitnya meskipun berbeda tempat dan posisi. Itachi mendongak untuk melihat siapa orang yang ia tabrak. Matanya membesar tatkala ia melihat sosok dihadapannya. Shock. Sungguh, ia sangat terkejut. "Lepas! Jangan sentuh aku" bentak Itachi saat Kisame moncoba membantunya berdiri.
"Ekspresimu sangat berlebihan, seolah-olah aku ingin memperkosamu saja!" kata Kisame santai tidak melihat wajah Itachi yang memerah seperti lobster karena marah. "UGH!" Itachi menjambak rambut spike Kisame hingga berantakan. Kisame mengaduh kesakitan. Tanpa kata-kata Itachi berjalan meninggalkan Kisame. KIsame sibuk merapikan rambutnya yang berantakan akibat jambakan Itachi sehingga ia tidak sadar jika Itachi meninggalkannya. Itachi melangkah dengan sangat tergesa-gesa, iaingin secepatnya pergi jauh dari Kisame.

Tak ia sangka jika pada akhirnya ia akan bertemu Kisame, sudah susah payah ia menghindar. Karena tergesa-gesa ia tidak sadar jika tali sepatunya terlepas. Akhirnya ia terjatuh untuk yang ketiga kalinya, lagi-lagi dengan posisi yang tentunya tidak elit. Kisame yang baru sadar Itachi meninggalkannya, menoleh ke arah Itachi yang tengah terjatuh. Ia menyunggingkan senyumnya. Ia ingin tertawa terbahak-bahak hingga kantung tertawanya meledak tetapi ia urungkan niat sucinya itu karena sangat berbahaya. Itachi mencoba berdiri tetapi pergelangan kaki kirinyanya terasa sangat sakit. Jangankan untuk berdiri, menggerakan kakinya saja sangat mustahil. Kisame yang sedari tadi melihat Itachi yang tampak kesulitan untuk menggerakan kakinya, mencoba menebarkan pesonanya dengan membantu Itachi berdiri. Ia menggendong Itachi dengan sangat hati-hati.
"What the...? AWWWW, TURUNKAN AKUUUU!" ronta Itachi. Kisame tidak bisa menjaga keseimbangannya akibat rontaan Itachi, akhirnya Itachi jatuh untuk yang keempat kalinya. Itachi meringis kesakitan, lututnya sedikit lecet. Berterima kasihlah pada celana panjangnya! Kisame jongkok di depan Itachi sambil terkekeh,
Itachi memberikan death glarenya sebagai menolong Itachi dengan menggendongnya lagi, kali ini Itachi tidak meronta ataupun berbicara. Ia diam seribu kata. Selama perjalanan menuju UKS, Itachi hanya bias meratapi nasibnya dalam hati, mengasihani dirinya sendiri. Ia menggerutu dan menyesal karena jarak UKS sangat jauh dengan lokasinya sekarang ini. "Kau bisa melingkarkan lenganmu ke leherku, jika
kau mau!"
"APA KAU GILA? AKU BUKAN PEREMPUAN!"
"Hei! Aku tidak bilang kau perempuan, 'kan? Lagi pula aku hanya ingin membantumu agar kau tidak terlalu kesakitan!" goda Kisame yang langsung mendapat jitakan dari Itachi. Lagi-lagi Kisame teraniaya, mungkin nanti ia akan mengadukan Itachi ke Komnas Perlindungan Seme. Itachi merasa malu digoda oleh Kisame ditambah berpuluh-puluh atau mungkin ratusan pasang mata menatap ke arah mereka. Ada yang takjub, iri, bahkan terharu. Itachi hanya bisa membenamkan wajahnya ke dada bidang Kisame yang terlapisi seragam.

Setelah melewati perjalanan yang terasa berabad-abad bagi Itachi , akhirnya mereka tiba di UKS. Kisame merebahkan tubuh Itachi dengan sangat hati-hati. Matanya memperhatikan Itachi dengan sangat serius, rasa khawatir sangat jelas tersorot
dari mata birunya. Perlahan Itachi membuka kotak obat, ia mengambil betadine lalu menyerahkannya ke Itachi. Tetapi Itachi menolak untuk mengambil betadine tersebut.
"Baiklah, aku yang akan mengobatimu!" kata Kisame sambil menyingkap celana Itachi.
"Apa yang kau lakukan, huh?"
"Kalau lukamu tidak segera diobati, aku khawatir kau terinfeksi!'
"Apa pedulimu?"
'Karena kau ukeku' sebenarnya Kisame ingin bilang begitu tapi ia urungkan niatnya.
"Karena kau adik kelasku dan sebagai ketua OSIS yang baik aku harus melindungimu!"
Itachi diam, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Ia sudah malas berdekatan dengan Kisame.
"Bukankah ini sudah saatnya kau masuk kelas?" tanya Itachi mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ya, sebaiknya aku pergi. Lekas sembuh, okay?"
"Aku akan lebih cepat sembuh jika kau tidak ada di sini dan aku tidak melihat wajahmu!" Hening. Kisame tidak membalas kata-katanya, ia berjalan ke luar tanpa berpamitan terlebih dahulu. Itachi melihat sorot kesedihan di mata Kisame. Tiba-tiba ia merasa bersalah, bersalah karena sikapnya yang buruk terhadap Kisame. Mengapa ia
harus bersikap buruk padanya? Bukankah ia hanya berniat untuk membantu? Hei! Sejak kapan aku peduli dengannya?
.
.
.
Bersambung...

Create by Deivy Triasti Apriliasanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar