Chapter 2
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: AU, OOC, TYPOS, DON'T LIKE THEN
DON'T READ
Pairing: KisaItaSasu, NejiSas
Special Thanks To:
* Aoi no Tsuki
* Mayonakano Shadow Girl
* Faiz 'watertiger' Burrows
* Mendy.d'LovelyLuciver
* Miamau Kakashi
* Narchidori973
* Azuka Kanahara
* Xiara-chan
* YoruNita
* Golden Marionette
* CuteGirl
* Fuyuki No Wind
* Chylee
* Sota Kobayashi
* Shi Suka Kucing
* Cyborg Girl
.
.
.
Enjoy Reading!
.
.
.
PREVIOUS CHAPTER
Itachi kaget, kemudian menghentikan langkahnya. Kisame benar-benar sudah merobek
kantung
kesabarannya. Ia mengepalkan tangannya kemudian berbalik arah dan...
Dan...
Dan
END OF PREVIOUS CHAPTER
.
.
.
GUBRAKKK!
Itachi terjatuh dari tempat tidurnya.
Ia jatuh dengan sangat
tidak elit. Kepalanya terlebih dahulu membentur lantai berwarna biru langit yang dingin itu. Rasa sakit yang mengguncang
kepalanya, membuat ia
terbangun dari tidurnya (lebih tepatnya mimpi buruknya) yang membuat Itachi mengeluarkan umpatan-umpatan tidak
jelas. 'Ternyata hanya
mimpi,' batinnya. Sambil
menggerutu, ia beranjak dari lantai menuju kamar mandi meskipun matanya terasa masih sangat mengantuk.
Itachi menekan tombol on berwarna
biru muda, tak berapa lama buliran
air dingin pun keluar dari pori-pori showernya. Hanya satu kata untuk menggambarkan rasa air tersebut;
dingin. Ya terasa sangat
dingin sampai membuat tubuhnya menggigil dan membekukan tulang belulangnya. Selesai mandi, ia mengambil seragam
yang sudah tersedia dengan
rapi di dalam lemarinya. Ia
memakai pakaian tersebut di depan cermin
bermotif pelindung kepala Konoha. Ia memperhatikan bayangan dirinya
yang terpantul
di cermin berukuran dua meter yang menempel pada lemari pakaiannya.
Tiba-tiba ia merasa aneh, ia merasa
seperti sudah melakukan hal ini
sebelumnya. Aha! Ia ingat!
Semalam ia memimpikan kejadian ini. Ia membelalakkan matanya, ia takut mimpinya semalam akan menjadi kenyataan tetapi
ia menepis fantasi konyolnya tersebut. Setelah rapi, Itachi keluar kamarnya
dan berjalan kemeja makan. Ia
melihat jam tangan berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 07.00.
'Tidak telat, sekolahku hanya 10 menit memakai mobil.' batin OItachi sambil berjalan
ke garasinya dan mengim mobil
Fordnya.
.
.
.
SRIIIIIIIIIIIT!
Itachi menginjak rem mobil dengan
sangat brutal saat memasuki areal
parkir sekolah. Lagi-lagi ia teringat akan mimpinya semalam terlebih saat ia melihat ekspresi horor di wajah
Danzo, Sang Penjaga Sekolah.
"Oh Kami-sama, mimpi itu tidak akan menjadi nyata 'kan?" tanya Itachi pada
dirinya sendiri. Berbagai
macam ekspressi tercermin di wajah rupawannya. Takut, gelisah, dan horor tentunya. Ia bisa menerka apa yang akan terjadi
selanjutnya. Tentu saja ia kan
bertemu Kisame Sang Ketua Osis yang sok keren itu! Bukan, bukan hanya bertemu tetapi Hiu Iblis itu akan menawarkan
Itachi untuk menjadi ukenya.
Membayangkannya saja hamper membuat Itachi muntah. Karena tak mau mimpinya menjadi kenyataan yang tentunya akan membuat ia mendapat
banyak resiko, ia memutar
arah tujuannya. Ia menuju kelas sahabatnya, Sasori di lantai 2. Itachi tersenyum- senyum sendiri akan otaknya yang
jenius sehingga ia
tidak akan mungkin bertemu Kisame karena Kisame mustahil lewat kelas Sasori. Kelas Kisam melewati kelas Itachi.
"Fufufu, tidak masalah jika aku masuk kelassedikit lebih
lama hanya karena berputar yang penting aku tidak bertemu dengannya!" pikirnya. Karena sedang asyik berpikir, ia
tidak sadar sudahmenabrak seseorang di tikungan.
Tenaga orang tersebut sangat besar, buktinya
Itachi yang menabrak malah Itachi
yang terjatuh terjerembab. Hari ini merupakan hari yang sial baginya, sudah dua kali ia terjatuh dengan tidak
elitnya meskipun berbeda
tempat dan posisi. Itachi
mendongak untuk melihat siapa orang yang ia tabrak. Matanya membesar tatkala ia melihat sosok dihadapannya. Shock. Sungguh,
ia sangat terkejut. "Lepas! Jangan sentuh aku"
bentak Itachi saat Kisame
moncoba membantunya berdiri.
"Ekspresimu sangat berlebihan, seolah-olah aku ingin memperkosamu saja!" kata
Kisame santai tidak melihat wajah
Itachi yang memerah seperti lobster karena marah. "UGH!" Itachi menjambak rambut spike Kisame hingga berantakan. Kisame mengaduh
kesakitan. Tanpa kata-kata
Itachi berjalan meninggalkan Kisame. KIsame sibuk
merapikan rambutnya yang berantakan
akibat jambakan Itachi sehingga ia tidak sadar jika Itachi meninggalkannya. Itachi melangkah dengan sangat
tergesa-gesa, iaingin secepatnya pergi jauh dari Kisame.
Tak ia sangka jika pada akhirnya ia akan bertemu Kisame, sudah susah payah ia
menghindar. Karena tergesa-gesa
ia tidak sadar jika tali sepatunya
terlepas. Akhirnya ia terjatuh untuk yang ketiga kalinya, lagi-lagi dengan posisi yang tentunya tidak elit. Kisame yang baru
sadar Itachi meninggalkannya,
menoleh ke arah Itachi yang tengah terjatuh. Ia menyunggingkan senyumnya. Ia ingin tertawa terbahak-bahak hingga
kantung tertawanya meledak
tetapi ia urungkan niat sucinya
itu karena sangat berbahaya. Itachi mencoba berdiri tetapi pergelangan kaki kirinyanya terasa sangat sakit.
Jangankan untuk berdiri,
menggerakan kakinya saja sangat mustahil. Kisame yang sedari tadi melihat Itachi yang tampak kesulitan untuk menggerakan
kakinya, mencoba menebarkan
pesonanya dengan membantu
Itachi berdiri. Ia menggendong Itachi dengan sangat hati-hati.
"What the...? AWWWW, TURUNKAN AKUUUU!" ronta Itachi. Kisame tidak bisa
menjaga keseimbangannya
akibat rontaan Itachi, akhirnya Itachi jatuh untuk yang keempat kalinya. Itachi meringis kesakitan, lututnya sedikit
lecet. Berterima kasihlah
pada celana panjangnya! Kisame
jongkok di depan Itachi sambil terkekeh,
Itachi memberikan death glarenya sebagai menolong Itachi dengan menggendongnya
lagi, kali ini Itachi tidak
meronta ataupun berbicara. Ia diam seribu kata. Selama perjalanan menuju UKS, Itachi hanya bias meratapi nasibnya dalam hati, mengasihani
dirinya sendiri. Ia
menggerutu dan menyesal karena jarak UKS sangat jauh dengan lokasinya sekarang ini. "Kau bisa melingkarkan lenganmu
ke leherku, jika
kau mau!"
"APA KAU GILA? AKU BUKAN PEREMPUAN!"
"Hei! Aku tidak bilang kau perempuan, 'kan? Lagi pula aku hanya ingin membantumu agar
kau tidak terlalu
kesakitan!" goda Kisame yang langsung mendapat jitakan dari Itachi. Lagi-lagi Kisame teraniaya, mungkin nanti ia akan
mengadukan Itachi ke Komnas
Perlindungan Seme. Itachi
merasa malu digoda oleh Kisame ditambah berpuluh-puluh atau mungkin ratusan pasang mata menatap ke arah mereka. Ada yang
takjub, iri, bahkan terharu.
Itachi hanya bisa membenamkan wajahnya ke dada bidang Kisame yang terlapisi seragam.
Setelah melewati perjalanan yang
terasa berabad-abad bagi Itachi , akhirnya mereka tiba di UKS. Kisame merebahkan tubuh Itachi dengan
sangat hati-hati. Matanya
memperhatikan Itachi dengan sangat serius, rasa khawatir sangat jelas tersorot
dari mata birunya. Perlahan Itachi membuka kotak obat, ia mengambil betadine lalu
menyerahkannya ke Itachi. Tetapi
Itachi menolak untuk mengambil betadine tersebut.
"Baiklah, aku yang akan mengobatimu!" kata Kisame sambil menyingkap celana
Itachi.
"Apa yang kau lakukan, huh?"
"Kalau lukamu tidak segera diobati, aku khawatir kau terinfeksi!'
"Apa pedulimu?"
'Karena kau ukeku' sebenarnya Kisame ingin bilang begitu tapi ia urungkan
niatnya.
"Karena kau adik kelasku dan sebagai ketua OSIS yang baik aku harus
melindungimu!"
Itachi diam, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Ia sudah malas berdekatan dengan Kisame.
"Bukankah ini sudah saatnya kau masuk kelas?" tanya Itachi mencoba mengalihkan
pembicaraan.
"Ya, sebaiknya aku pergi. Lekas sembuh, okay?"
"Aku akan lebih cepat sembuh jika kau tidak ada di sini dan aku tidak melihat wajahmu!" Hening. Kisame tidak membalas
kata-katanya, ia berjalan
ke luar tanpa berpamitan terlebih dahulu. Itachi melihat sorot kesedihan di mata Kisame. Tiba-tiba ia merasa bersalah,
bersalah karena sikapnya
yang buruk terhadap Kisame. Mengapa ia
harus bersikap buruk padanya? Bukankah ia hanya berniat untuk membantu? Hei! Sejak
kapan aku peduli dengannya?
.
.
.
Bersambung...
Create by Deivy Triasti Apriliasanti
Create by Deivy Triasti Apriliasanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar